Senin, 03 Maret 2008
Klasifikasi Fungsi Sepeda Gunung
Jenis sepeda gunung utamanya ditentukan oleh frame, selain itu tentunya pemilihan komponen yang sesuai, seperti group set dan front shock. Ada beberapa jenis sepeda gunung berdasarkan tujuan penggunaannya. 1. Cross Country (XC) Dirancang untuk lintas alam ringan hingga sedang. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh dan menanjak di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan. 2. All Mountain (AM) Dirancang untuk lintas alam berat, misalnya naik turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, atau menjelajah medan off-road jarak jauh. Keunggulannya ada pada ketahanan dan kenyamanan untuk dikendarai. Hampir semua sepeda AM bertipe full suspension. 3. Freeride (FR) Dirancang untuk mampu bertahan menghadapi drop off (jatuh dari lompatan) dan kondisi ekstrem sejenisnya. Bodinya kuat tetapi tidak secepat dan selincah All Mountain karena bobotnya yang lebih berat. Kurang cocok untuk dipakai jarak jauh. 4. Downhill (DH) Dirancang agar dapat melaju cepa, aman, dan nyamandalam menuruni bukit dan gunung. Mampu menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi dan selalu dilengkapi dengan suspensi depan dan belakang untuk meredam benturan. Tipe ini tidak mengutamakan kenyamanan mengayuh karena hanya dipakai untuk turun gunung. Difungsikan lebih kepada lomba sehingga selain kekuatan yang menjadi titik tekan dalam perancangannya adalah kecepatan. Untuk menuju, para downhiller tidak mengayuh sepeda mereka tetapi diangkut dengan mobil. Tidak efisien digunakan di dalam kota maupun cross country. 5. Dirtjump (DJ) Nama lainnya adalah urban MTB. Penggemar jenis ini pada awalnya adalah anak muda perkotaan yang menggunakan sepeda gunung untuk ngebut di jalanan kota, juga melakukan atraksi ekstrem lompatan tinggi. Fungsinya mirip BMX tetapi dengan bentuk yang lebih besar. (donny/SINDO) Label: artikel |
posted by ade candra at 00.53